Mengapa Tuhan Mendisiplin Saya?
- M3S
- 27 Jan
- 3 menit membaca
Ibrani 12:11 (TB) Memang tiap-tiap ganjaran pada waktu ia diberikan tidak mendatangkan sukacita, tetapi dukacita. Tetapi kemudian ia menghasilkan buah kebenaran yang memberikan damai kepada mereka yang dilatih olehnya.
Saudara pernahkan mendengar kalimat "Tuhan memang mengampuni setiap dosa dan pelanggaran, tapi setiap konsekuensi dari dosa dan pelanggaran tetap harus ditanggung." Kok kesannya pengampunan Tuhan tidak tulus ya? Benarkah demikian?
Tentu saja tidak benar saudara, Tuhan mengampuni kita itu tulus, bahkan sampai rela mengorbankan nyawa-Nya, menerima pukulan dan cambukan yang secara manusia normal saja belum tentu sanggup menerimanya. Tapi konsekuensi dosa tetap harus kita tanggung. Sebagai contoh apa yang dialami oleh Raja Daud yang harus menerima konsekuensi sehubungan dengan perkara Uria (2 Samuel 12) seperti tertulis dalam:
2 Samuel 12:10 (TB) Oleh sebab itu, pedang tidak akan menyingkir dari keturunanmu sampai selamanya, karena engkau telah menghina Aku dan mengambil isteri Uria, orang Het itu, untuk menjadi isterimu.
Daud dikhianati bahkan sempat terusir dari istana karena pemberontakan yang dilakukan Absalom, kehilangan anak-anaknya karena saling membunuh, dipermalukan dan diolok-olok di depan orang banya. Tetapi Daud sangat menyadari bahwa dosa yang dia lakukan sangat fatal karena sudah melanggar 10 Perintah Tuhan dengan mengingini milik orang lain, berzinah, dan membunuh, konsekuensi dari dosanya bisa saja membuat dia tertolak seperti Saul jika dia tidak sungguh hati bertobat. Ratapan Daud tertulis dalam:
Mazmur 51:12-15 TB Jadikanlah hatiku tahir, ya Allah, dan perbaharuilah batinku dengan roh yang teguh! Janganlah membuang aku dari hadapan-Mu, dan janganlah mengambil roh-Mu yang kudus dari padaku! Bangkitkanlah kembali padaku kegirangan karena selamat yang dari pada-Mu, dan lengkapilah aku dengan roh yang rela! Maka aku akan mengajarkan jalan-Mu kepada orang-orang yang melakukan pelanggaran, supaya orang-orang berdosa berbalik kepada-Mu.
Setiap peristiwa yang Daud jalani dari sejak masih belia hingga dia lanjut usia bersama Tuhan menjadikannya semakin mengenal dan mengasihi Tuhan secara penuh sebagai Pribadi yang penuh Kasih, Setia, Murah Hati, Panjang Sabar, Pemaaf, Disiplin, Tegas, dan Adil, yang juga menginginkan kesetiaan dan penghormatan dari umat-Nya. Dan juga menjadikan Daud memiliki hati yang tulus, mudah bertobat dan rela merendahkan diri di kaki Tuhan. Daud juga menuliskan banyak mazmur pujian bahkan dia berkata kepada Salomo:
1 Tawarikh 28:9 (TB) Dan engkau anakku Salomo, kenallah Allahnya ayahmu dan beribadahlah kepada-Nya dengan tulus ikhlas dan dengan rela hati, sebab TUHAN menyelidiki segala hati dan mengerti segala niat dan cita-cita. Jika engkau mencari Dia, maka Ia berkenan ditemui olehmu, tetapi jika engkau meninggalkan Dia maka Ia akan membuang engkau untuk selamanya.
Dan sadarkah saudara bahwa Tuhan Yesus terlahir sebagai keturunan Raja Daud dan menaklukkan segala kutuk. Hal ini pun menunjukkan bahwa setiap ganjaran yang Tuhan ijinkan umat-Nya terima sebagai konsekuensi dosa sesungguhnya tidak sepenuhnya ditanggungkan pada umat-Nya yang mau menerima ganjaran disiplin dan hidup dalam pertobatan. Mengapa? Karena sesungguhnya upah dosa adalah maut dan tidak seorang pun bisa membayar lunas harga tebusan akibat dosa, itulah sebabnya Tuhan Yesus sendiri datang ke dunia untuk melunasi setiap tuntutan dari dosa yang tidak pernah bisa dilunasi oleh manusia.
1 Petrus 2:24 TB “Ia sendiri telah memikul dosa kita di dalam tubuh-Nya di kayu salib, supaya kita, yang telah mati terhadap dosa, hidup untuk kebenaran. Oleh bilur-bilur-Nya kamu telah sembuh.”
Ganjaran yang Tuhan ijinkan untuk kita terima sifatnya adalah sebuah proses pendisiplinan yang bertujuan untuk memberikan kita pengertian untuk tidak memandang remeh dosa, melainkan hidup kita ini harus dipergunakan untuk berusaha sungguh-sungguh untuk mengenal Tuhan yang telah membayar lunas nyawa kita, dengan mempersembahkan tubuh kita sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Bapa. inilah yang Rasul Paulus katakan sebagai ganjaran pada awalnya mendatangkan dukacita tapi kemudian menghasilkan buah kebenaran.Inilah yang dinamakan hidup untuk kebenaran, yaitu ibadah kita yang sejati, yang pada akhirnya akan memberi kita damai sejahtera yang melampaui segala akal bagi kita. Dan inilah yang Rasul Paulus katakan sebagai ganjaran pada awalnya mendatangkan dukacita tapi kemudian menghasilkan buah kebenaran.
Hosea 6: 1-3 "Mari, kita akan berbalik kepada TUHAN, sebab Dialah yang telah menerkam dan yang akan menyembuhkan kita, yang telah memukul dan yang akan membalut kita. Ia akan menghidupkan kita sesudah dua hari, pada hari yang ketiga Ia akan membangkitkan kita, dan kita akan hidup di hadapan-Nya. Marilah kita mengenal dan berusaha sungguh-sungguh mengenal TUHAN; Ia pasti muncul seperti fajar, Ia akan datang kepada kita seperti hujan, seperti hujan pada akhir musim yang mengairi bumi."
Tuhan Yesus memberkati.